Judul : RINGKASAN TEKS PIDATO (Pengertian, Jenis, Ciri, Fungsi dan Contoh) kurikulum 2013
Link : RINGKASAN TEKS PIDATO (Pengertian, Jenis, Ciri, Fungsi dan Contoh) kurikulum 2013
RINGKASAN TEKS PIDATO (Pengertian, Jenis, Ciri, Fungsi dan Contoh) kurikulum 2013
Pengertian Teks Pidato
Pengertian teks pidato, pidato adalah kegiatan berbicara di depan umum atau orang banyak untuk menyatakan pendapatnya tentang suatu hal.Jenis-Jenis Pidato
Pidato sendiri memiliki berbagai macam jenis, berikut adalah jenis jenis teks pidato yaitu pidato informatif, pidato persuasif, dan pidato rekreatif, berikut penjelasannya antara lain:- Pidato Informatif adalah pidato yang bertujuan untuk menginformasikan suatu wawasan baru kepada pendengar.
- Pidato Persuasif adalah pidato yang bertujuan agar pendengar melakukan sesuatu atau termotivasi melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi pendengar dengan kata lain pidato persuasif bersifat memengaruhi pendengar.
- Pidato Rekreatif adalah pidato yang bertujuan untuk menghibur.
Ciri-Ciri Pidato
Adapun ciri-ciri pidato adalah sebagai berikut:- Isi materi harus jelas dan mudah dimengerti oleh pendengar.
- Materi disampaikan harus objektif.
- Berisi wawasan-wawasan baru yang mampu untuk menarik perhatian pendengar.
- Menciptakan klimaks atau penutup pidato dengan uraian penting.
- Memiliki tujuan yang jelas.
Fungsi Pidato
Adapun fungsi pidato adalah untuk :- Mempermudah komunikasi antar atasan dan bawahan.
- Mempermudah komunikasi antar semua anggota organisasi.
Contoh Teks Pidato
Berikut adalah contoh teks pidato tentang guru.Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 
Hadirin yang berbahagia
 Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan sedikit tentang  betapa berartinya guru dalam kehidupan ini. Berbicara tentang guru  tentunya berbicara pula tentang pendidikan.Pendidikan sebagai ujung  tombak kemajuan bangsa memiliki peran sentral dalam meningkatkan  kualitas sumber daya manusia dan secara berkelanjutan menentukan arah  kehidupan berbangsa dan bernegara. Tak ayal, bangsa yang dikenal maju  dan mampu berdiri sendiri adalah mereka yang memprioritaskan pendidikan  sebagai agenda utama dalam melangsungkan kehidupan berbangsa dan  bernegara. 
Sebutlah Kaisar Hirohito, kaisar Jepang yang pada masanya memimpin  negerinya dalam menghadapi perang dunia II adalah tokoh bangsa yang  begitu memperhatikan dan memprioritaskan pendidikan. Kala itu, ketika  negerinya terhantam amuk badai akibat perang dunia II yang melibatkan  hancurnya kota hiroshima dan nagasaki, pertanyaan yang justru pertama  muncul adalah,’’masih berapakah jumlah guru yang tersisa ?
 Dari sepenggal kisah tersebut tentunya cukup memberi makna bahwa  pendidikan adalah prioritas utama untuk membangun bangsa yang maju dan  di balik itu ada sosok guru yang memegang kendali arah kemudi  pendidikan. Di tengah kecamuk dan kerusakan yang diakibatkan perang  dunia II, pertanyaan pertama yang muncul bukanlah tentang seberapa besar  kerugian fisik  atau seberapa besar anggaran yang harus dikucurkan  untuk mengembalikan kehidupan normal warga jepang. Sekali lagi,  pertanyaan pertama yang muncul dari tokoh besar Kaisar Hirohito adalah,  ’’masih berapakah jumlah guru yang tersisa ? 
Hadirin yang berbahagia 
Dalam konteks apapun dan dimana pun, guru sebagai sosok yang digugu dan  ditiru adalah profesi mulia yang menentukan arah kualitas atau mutu  pendidikan dan secara lebih jauh menentukan eksistensi suatu bangsa.  Daoed Joesoef, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1978 – 1983 pernah  bertutur,’’ Tidak gampang untuk bisa mengatakan apa yang membuat suatu  bangsa kokoh dan maju. Namun, mudah sekali untuk mengatakan kapan bangsa  ini mulai goyah eksistensinya, yaitu bila generasi yang sedang berkuasa  melalaikan pendidikan generasi penerusnya, melalui pelecehan terhadap  kinerja pengabdi nomor satu di bidang pendidikan, yaitu guru.”
 Profesi guru bukan hanya tentang bercerita atau menyampaikan informasi  karena jika demikian tentulah setiap warga negara mampu menjadi guru.  Perlu digaris bawahi bahwa guru memiliki peran multiguna sebagai  pendidik, pengajar, pembimbing, motivator, entertainer, dan berperan  sebagaisosok yang diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi anak  didiknya. 
Sukmadinata (dlm Ibrahim, 2015: 11) memberikan pandangan bahwa,’’tugas  utama guru sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa  secara psikologis, sosial dan moral. Berprofesi sebagai guru bukanlah hal yang mudah, profesi ini  menghadapkan guru untuk mendidik sosok manusia yang keberadaannya  memiliki beragam potensi, prinsip, pembawaan lingkungan, tata nilai,  budaya, kepribadian, dan keunikan lainnya. Tak ayal, untuk menjadi guru  yang professional (ahli dan terampil)dibutuhkan kecakapan dan  keterampilan yang mumpuni, panggilan jiwa sebagai seorang pendidik,  memiliki minat dan bakat, karakter, serta pengalaman tertentu yang  diperoleh melalui serangkaian program pendidikan dan  pelatihan yang  profesional. 
Beberapa potret guru di indonesia mengantarkanpada sebuah pemahaman  bahwa perlu langkah masif dan berkelanjutan untuk mempersiapkan guru  masa depan yang professional.Beberapa persoalan guru yang dihadapi  bangsa ini salah satunya adalah rendahnya kualitas guru. Hal ini  dibuktikan dengan  nilai rata-rata uji kompetensi guru tahun 2012 yang  berada pada angka 44,5 sedangkan standar  nilai yang diharapkan berada  pada angka 70. 
 Selain itu, keterangan dari Ditjen PMPTK yang mengungkapkan bahwa  terdapat beberapa persoalan seperti, guru yang mengajar tidak sesuai  dengan latar belakang pendidikan (mismatcheded), kualifikasi akademik  yang rendah, disparitas kompetensi, dan distribusi yang tidak sesuai  dengan kebutuhan. Hal ini dapat dibuktikan oleh kondisi bahwa Indonesia  saat ini masih kekurangan 200.000 tenaga guru (Ditjen PMPTK, 2010). 
Jika dicermati pada berbagai kasus, sebenarnya fenomena yang terjadi  bukan kekurangan guru, melainkan distribusi guru yang tidak efektif.  Terdapat kecenderungan terkonsentrasinya guru di perkotaan yang  menyebabkan kekurangan guru di wilayah pedesaan. Sekitar 76% sekolah di  perkotaan mengalami kelebihan guru, sementara 83% sekolah di pelosok dan  perdesaan kekurangan guru (Ditjen Dikti, 2010) 
Distribusi guru yang tidak efektif cukup menjadi penyebab banyaknya guru  yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan  (mismatched). Kekurangan guru di wilayah pedesaan memaksa guru untuk  mengajarkan beberapa mata pelajaran yang bahkan bukan bidangnya dan  kelebihan guru di wilayah perkotaan menyebabkan tidak terpenuhinya  jumlah jam mengajar pada beberapa guru yang telah bersertifikat sebagai  pendidik. 
Jika esensi pendidikan adalah membangun suasana mendidik untuk  mengembangkan potensi siswa, maka yang harus dipertanyakan adalah  bagaimana dampak fenomena mismatched tersebut terhadap  kualitaspembelajaran di kelas. Mengingat suatu profesi yang dipercayakan  kepada yang bukan ahlinya sekurang-kurangnya menyebabkan keraguan dan  kesangsian dalam menjalaninya. Pada akhirnya, fenomena mismatched  tersebut berpengaruh pada kualitas pendidikan secara nasional. 
Hadirin yang berbahagia 
Bukan hal mudah menemukan formula yang tepat untuk meningkatkan kualitas  guru di indonesia. Namun tidaklah mustahil jika upaya tersebut dapat di  mulai dengan menyiapkan guru masa depan yang sepenuh hati mengabdi pada  profesinya sebagai pendidik dengan senantiasa mengakar pada budaya  sendiri dan mampu menghadapi tantangan zaman. 
Langkah pertama, adalah dengan memilih siswa terbaik yang berminat  menjadi guru. Jika menengok perekrutan mahasiswa pendidikan guru di  Finlandia akan ditemukan bahwa negara dengan sistem pendidikan terbaik  tersebut mampu memilih mahasiswa calon guru sekolah dasar dari 20 %  lulusan terbaik di sekolah menengah (Sahlberg: 168). 
Hal tersebut bukan sesuatu yang mengejutkan mengingat budaya di  Finlandia memandang guru sebagai profesi prestisius dan mulia yang  sejajar dengan dokter, pengacara, dan ekonom, lebih karena sebab-sebab  moral daripada kepentingan dan imbalan materi atau karier,’’tulis Pasi  Sahlberg dalam bukunya yang berjudul Finisih Lesson.
Terima kasih sobat telah membaca materi tentang RINGKASAN TEKS PIDATO (Pengertian, Jenis, Ciri, Fungsi dan Contoh) kurikulum 2013. Semoga materi ini dapat memberi manfaat bagi sobat. Jangan lupa untuk menyimpan link berikut ini https://materi-pendidikan-indonesia.blogspot.com/2016/09/ringkasan-teks-pidato-pengertian-jenis.html agar sobat bisa mengunjungi materi ini sewaktu-waktu. Baiklah sampai jumpa di postingan materi-materi selanjutnya.
