Pengertian, Tujuan, Cara membuat, Analisis dan Contoh LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI

Halo sahabat pelajar, selamat datang di blog Materi Pendidikan. Blog ini membahas tentang materi penting yang ada di sekolah. Salah satunya materi tentang Pengertian, Tujuan, Cara membuat, Analisis dan Contoh LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI. Kami berusaha memberikan materi yang lengkap kepada sobat dengan melampirkan beberapa gambar yang terkait dengan materi tersebut agar mudah dimengerti. Semoga materi yang kami sajikan tentang Pengertian, Tujuan, Cara membuat, Analisis dan Contoh LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI dapat anda pahami dan sekaligus berguna bagi sobat. Bila sobat ingin mengetahui materi-materi penting lainnya silakan lihat di daftar isi blog ini. Baiklah selamat membaca materi yang sedang sobat cari berikut ini :

Judul : Pengertian, Tujuan, Cara membuat, Analisis dan Contoh LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI
Link : Pengertian, Tujuan, Cara membuat, Analisis dan Contoh LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI

Rekomendasi Materi!!!


Pengertian, Tujuan, Cara membuat, Analisis dan Contoh LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI

Laporan keuangan akuntansi adalah materi pelajaran yang akan kita bahas kali ini, adapun disini kita akan membahas mengenai pengertian, tujuan, cara membuat laporan keuangan, analisis dan contoh laporan keuangan. semoga membantu

Laporan Keuangan Akuntansi

pengertian dan tujuan laporan keuangan, cara membuat laporan keuangan, analisis laporan keuangan, Contoh contoh laporan keuangan akuntansi

 

A. Pengertian Laporan Keuangan

Pengertin laporan keuangan, laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisi tentang informasi seputar keuangan dari sebuah organisasi. Laporan keuangan di buat atau diterbitkan oleh perusahaan dari hasil proses akuntansi agar bisa menginformasikan keuangan oleh pihak dalam maupun pihak luar yang bersangkutan.

B. Tujuan Laporan Keuangan

Adapun tujuan laporan keuangan, antara lain:
  1. Memberikan informasi yang menyangkut keuangan, kinerja dan posisi keuangan
  2. Disusun sebagai kebutuhan bersama dari pemakainya
  3. Sebagai laporan pertanggungjawaban atas sumber daya yang diberikan oleh suatu perusahaan terhadap perusahaan yang dikelola
Jika dilihat dari tujuannya, untuk memenuhi kebutuhan bersama sebgian besar pemakai, laporan keuangan memiliki empat karakteristik kualitatif,
4 karakteristik kualitatif antara lain:
  1. Dapat dipahami
  2. Relevan
  3. Keandalan, dan
  4. Dapat diperbandingkan

C. Cara Membuat Laporan Keuangan

Cara membuat laporan keuangan, sebelum menyusun laporan keuangan, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu komponen yang harus ada pada laporan keuangan.
komponen komponen laporan keuangan antara lain:
  • Neraca, yaitu laporan posisi keuangan dari entitas pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada akhir tahun.
  • Laporan rugi laba, yaitu hasil operasi sebuah entitas selama periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.
  • Laporan ekuitas (modal) pemilik, yaitu laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada suatu entitas untuk suatu periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.
  • Laporan arus kas, yaitu laporan yang menggambarkan jumlah kas masuk dan jumlah kas keluar dalam suatu periode tertentu.
Langkah langkah menyusun laporan keuangan antara lain:
  1. Menyusun neraca saldo
  2. Mengumpulkan data yang diperlukan membuat jurnal penyesuaian
  3. Menyusun neraca lajur (worksheet)
  4. Menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan rugi laba dan laporan perubahan modal serta laporan laporan lainnya
  5. Menyesuaikan dan menutup rekening rekening.
  6. Menyusun neraca saldo setelah penutupan

D. Analisis Laporan Keuangan

Pengertian Analisa Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir dari suatu konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan sehinggakesimpulan yang disapat akan lebih akurat.

Tujuan Analisa Laporan Keuangan

Tujuan analisa laporan keuangan antara lain :
  1. Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada satu periodetertentu baik aktiva, kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telahdicapai untukbeberapa p
  2. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan.
  3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukankedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini.
  4. Untuk melakukan penilaian atau evaluasi kinerja manajemen kedepan,apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau

Teknik Analisa Laporan Keuangan.

Berikut adalah teknik teknik dalam analisa laporan keuangan
  1. Metode Komparatif.
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan danmembandingkan dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. Misalnyaperbandingan dalam beberapa tahun contohnya, laporan keuangan tahun 2001dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2002, atau perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan).
  1. Metode Analisis.
Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahundan dari sini digambarkan trendnya. Trend analysis  ini biasanya dibuat melalui grafik.Dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming , rumuschi square, rumus y = a + bx.
  1. Common Size Financial Statement (Laporan bentuk awam).
Metode ini merupakan metode analisis yang menjadikan laporan keuangan dalambentuk presentasi. Presentasi itu biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilaipenting, misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.
  1. Metode Index Time Series.
Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-angkalaporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Untuk menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut :
Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001  X 100%
Angka Dasar
Rasio Laporan Keuangan
Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Adapun rasio keuangan yang popular adalah :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek. Adapun yang termasuk dalam rasiolikuiditas adalah :
  1. Rasio Lancar adalah kemampuan untuk membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi denganaktiva lancar. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100 %, berarti aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar.
  2. Rasio Cepat (Quick ratio), Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, rasio ini disebut juga dengan acid test ratio. Angka rasio ini tidak harus 100 % atau 1 : 1.
  3. Rasio Kas atas Aktiva Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.
  4. Rasio Kas atas Hutang Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas yang dapat menutupi hutang lancar.
  5. Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total aktiva.
  6. Aktiva Lancar dan Total Hutang, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total kewajiban perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas antara lain :
1. Rasio Hutang atas Modal.
Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.
2. Debt Service Ratio.
Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan serta biaya nonkas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio ini semakin besar perusahaan dapat menutupi semua hutang-hutangnya.
3. Rasio Hutang atas Aktiva.
Rasio ini menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya maka lebih aman, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil.
3. Rasio Profitabilitas.
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Rasio profitabilitas antaralain :
  1. Profit Margin. Angka ini menunjukan berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
  2. Return On Total Assets. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
  3. Return On Investment. Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modalpemilik. Semakin besar maka akan semakin baik.
  4. Operating Ratio. Menunjukan biaya operasi per rupiah penjualan, semakin besar rasio ini berarti semakin buruk.
4. Rasio Aktivitas.
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio ini menunjukan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. Yang termasuk dalam rasio ini adalah :
1. Receivable Turn Over
Rasio ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang. Semakin besar semakin baikkarena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.
2. Inventory Turn Over.
Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksinormal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.
3. Fixed Asset Turn Over.
Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar jika diukur dari nilai penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik artinya kemamapuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.
4. Total Asset Turn Over.
Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengandengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
5. Periode Penagihan Piutang.
Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan melakukan penagihan piutang. Semakin pendek periodenya semakin baik. Rasio ini sejalan dengan informasi yang digambarkan receivable turn over.

Analisa Laporan Keuangan
Pada penulisan ini akan dijelaskan tentang cara analisis laporan keuangan menggunakan rasio likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas guna mengukur kinerja keuangan perusahaan.
Berikut adalah data dari PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk berupa Laporan Posisi  Keuangan (Neraca) dan Laporan Laba Rugi 31 Desember 2012 dan 2013.
  1. Laporan Posisi Keuangan PT Hanjaya Mandala Sampoerna:
pengertian dan tujuan laporan keuangan, cara membuat laporan keuangan, analisis laporan keuangan, Contoh contoh laporan keuangan akuntansi
pengertian dan tujuan laporan keuangan, cara membuat laporan keuangan, analisis laporan keuangan, Contoh contoh laporan keuangan akuntansi
  1. Laporan Laba Rugi PT Hanjaya Mandala Sampoerna:
pengertian dan tujuan laporan keuangan, cara membuat laporan keuangan, analisis laporan keuangan, Contoh contoh laporan keuangan akuntansi
  1. Current Ratio(CR)
Current Ratio merupakan rasio likuiditas. Current Ratio yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio ini paling sering digunakan untuk mengukur kemampuan membayar hutang jangka pendek total, karena mununjukkan seberapa besar tuntutan kreditur jangka pendek yang dapat dipenuhi oleh aktiva yang diharapkan dapat menjadi kas dalam periode yang hampir sama dengan masa jatuh tempo tuntutan tersebut (Murti, 2011).
Aktiva lancar yang dimaksud terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan sedangkan kewajiban lancar terdiri dari utang dagang, wesel bayar jangka pendek ; utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak penghasilan yang terutang, dan beban-beban lain yang terutang (terutama gaji dan upah).
Semakin tinggi current ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek (Sartono, 2001).  CR merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. CR dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : (Prastowo, 2011)
CR =    Aktiva Lancar
                               
Utang Lancar
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas dan sebaliknya jika perusahaan yang current ratio-nya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan (Murti, 2011). Current ratio yang tinggi bisa disebabkan oleh kondisi perdagangan yang kurang baik atau manajemen yang yang bobrok. Dalam masa resesi pihak manajemen mungkin enggan mengganti barangnya. Dengan demikian, persediaan barang dan utang dagang ditekan sampai tingkat yang paling rendah, atau saldo piutang yang terlalu besar karena adanya kebijakan kredit dan penagihan yang kurang efektif.
Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk diketahui sebagai berikut :
Tahun 2012 :                                                                           Tahun 2013:
CR =   21.128.313.000.000                                                    CR =   21.247.830 000.000
                                                                                          
                                      
11.897.977.000.000                                                                12.123.790.000.000
= 1,78  : 1 atau 178%                                                              = 1,75 : 1 atau 175%
Berarti Kemampuan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancer. Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp 1,78 pada tahun 2012 dan Rp 1,75 pada tahun 2013.
  1. Definisi Return on Assets (ROA)
Return on assets merupakan rasio profitabilitas. Return on assets juga sering disebut sebagai Return on Investment (ROI). Return on Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya dan dapat dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku (Prastowo, 2011).
Return on Assets (ROA) atau sering disebut Return on Investment (ROI).  ROI merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan (Sunardi, 2010). Dengan demikian, rasio ini membandingkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah kegiatan operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva (net operating assets) yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.
ROA dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
ROA= Keuntungan Neto sesudah pajak
                                                     
Jumlah Aktiva
ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak dan total asset yang digunakan untuk operasional perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak (Stella, 2009). Hal ini akan menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut.
Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk diketahui sebagai berikut :
Tahun 2013:                                                                Tahun 2012:
ROA = 10.807.957.000.000                                       ROA = 9.805.421.000.000
                                                                                   
                            
27.404.594.000.000                                                  26.247.527.000.000
= 0,39 atau 39%                                                          = 0,37 atau 37%
Artinya, perusahaan berada pada zona aman. Karena, menurut surat ketetapan BI No.23/67/KEP/DIR nilai batas minimal ROA adalah 1%. Jika nilai ROA berada dibawah 1% maka perusahaan berada di zona tidak aman.
  1. Definisi Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equiy Ratio merupakan rasio solvabilitas atau financial leverage ratio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Prastowo, 2011). Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi dan rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.
DER merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitasnya. DER dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
DER =       Total Utang
                           
Total Modal Sendiri
DER yang terlalu tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat (Stella,2009). DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham, DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga perusahaan akan semakin besar dan akan mengurangi keuntungan (Hernendiastoro, 2005).
Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk diketahui sebagai berikut :
Pada Tahun 2012:                                                       Pada Tahun 2013
DER = 12.939.107.000.000                                        DER = 13.249.559.000.000
                                                                                   
                               
13.308.420.000.000                                                    14.155.035.000.000
= 0,97 : 1 atau 97%                                                     = 0,94 : 1 atau 94%
Artinya, Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Pada tahun 2012 Rp 97,00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang dan pada tahun 2013 Rp 94,00 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan utang.
Pada buku The Investing Policy (TIP), penulis mengatakan bahwa batas kewajaran utang suatu perusahaan adalah maksimal tiga kali dari modalnya, atau DER-nya 300% dan dengan catatan utang-utang tersebut bukan merupakan utang ‘berbahaya’.


E. Contoh Laporan Keuangan

Contoh contoh laporan keuangan antara lain :
Contoh Laporan Rugi Laba
pengertian dan tujuan laporan keuangan, cara membuat laporan keuangan, analisis laporan keuangan, Contoh contoh laporan keuangan akuntansi
Contoh Neraca
pengertian dan tujuan laporan keuangan, cara membuat laporan keuangan, analisis laporan keuangan, Contoh contoh laporan keuangan akuntansi
Contoh Laporan Perubahan Modal atau Ekuitas Pemilik
pengertian dan tujuan laporan keuangan, cara membuat laporan keuangan, analisis laporan keuangan, Contoh contoh laporan keuangan akuntansi

    Terima kasih sobat telah membaca materi tentang Pengertian, Tujuan, Cara membuat, Analisis dan Contoh LAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI. Semoga materi ini dapat memberi manfaat bagi sobat. Jangan lupa untuk menyimpan link berikut ini https://materi-pendidikan-indonesia.blogspot.com/2016/09/pengertian-tujuan-cara-membuat-analisis.html agar sobat bisa mengunjungi materi ini sewaktu-waktu. Baiklah sampai jumpa di postingan materi-materi selanjutnya.

    Postingan terkait: